Jumat, 11 September 2015

Apa itu Pondasi

Guna dan arti pondasi Pondasi ialah bagian bangunan yang menghubungkan gedung dengan tanah. Tanah harus menerima beban dari gedung lbeban mati serta beban bergunal dan pondasi membagi beban itu, sehingga tekanan tanah yang diperbolehkan tidak dilewati. Pondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban berguna dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain-lain. 

Pondasi yang diperhitungkan dengan tepat menghindarkan penurunan gedung yang tidak merata. Kita ketahui, bahwa semua bangunan akan turun sedikit oleh beban berat sendiri dan sebagainya, hanya pondasi yang baik mengakibatkan penu-runan gedung yang merata. Penurunan gedung yang tidak merata mengakibatkan retak-retak pada dinding, dinding yang tidak sejajar anting lagi, atau pintu dan jendela tidak dapat dibuka lagi. Untuk menghindari kejadian itu maka pondasi diper-hitungkan demikian rupa sehingga tekanan pada tanah pada seluruh gedung men-jadi sama. Dasarnya perhitungan menjadi beratnya bangunan beserta beban ber-guna, jenis pondasi dan ukuran pondasi yang dipilih dan kekokohan landasan. Mengenai keadaan tanah tempat bangunan kita harus mengetahui:
  • Dalamnya dan tebalnya lapisan bumi Istratal terutama dari lapisan yang akan menerima beban pondasi. 
  • Kekokohan landasan. 
  • Keadaan hidrologis (pengetahuan mengenai perairan pada lapisan tanah masing-masing).

Macam-macam kemungkinan pondasi Berhubungan dengan keadaan tanah tempat bangunan, maka dapat dibuat macam pondasi seperti berikut:
 
a) Keadaan tanah yang kering 
Keadaan tanah yang kering berarti tanah yang tidak dapat dipengaruhi oleh air hujan dan sebagainya dengan air di dalam tanah sedikit sekali atau dalam sekali.  Bisa terjadi pada batu gunung, dan tanah yang tidak liat seperti pasir, kerikil dan sebagainya. Jikalau kekokohan landasan cukup tinggi maka dapat dipergunakan pondasi jalur atau pondasi umpak. Dapat juga digunakan paku bumi kalau diperlukan dan kalau panjangnya melebihi 2.00 m atau kalau ada kolom beton bertulang yang berdiri pada pondasi umpak dan tingginya tidak melebihi 2.00 m. Andaikata kekokohan landasan tidak mengizinkan salah satu kemungkinan tersebut di atas maka dapat digunakan pondasi pelat beton bertulang yang membagi beban atas seluruh luasnya gedung atau paku bumi beton bertulang dengan dalamnya sampai dengan 14.00 m. Selebihnya dari 14.00 m itu, maka ditanamkan paku bumi berkelompok atau salaian paku bumi. Perhatian: Jangan menggunakan paku bumi dari kayu karena bahaya pembusukan.

b) Keadaan tanah yang basah 
Tanah yang basah, berarti tanah yang bisa longsor jikalau kena hujan atau tanah di bawah permukaan air tanah. Pada tanah yang basah biasanya digunakan dinding bendungan. Sesuai dengan kokohnya landasan dapat digunakan pondasi pelat beton bertulang, salaian paku bumi dari kayu atau paku bumi beton bertulang. Perhatian: Paku bumi dari kayu hanya boleh digunakan di bawah permukaan air tanah terendah karena bahaya pembusukan.

c) Pondasi di dalam air
Karena pondasi di dalam air biasanya pekerjaan insinyur sipil basah, maka dalam rangka buku ini hanya diberikan beberapa petunjuk saja. Pada prinsipnya dapat digunakan cara seperti pada keadaan tanah yang basah, yaitu: menggunakan din-ding bendungan dan pondasi paku bumi kayu atau beton bertulang. 

Kemudian ada juga kemungkinan dengan "menimbun batu kali selebar mungkin dengan ketinggian sampai di atas permukaan air. Untuk pekerjaan-pekerjaan di bawah air dapat digunakan caisson, sebuah kotak dari kayu, baja atau beton bertulang. Kita membedakan caisson terbuka dan caisson tertutup.

Caisson terbuka: berbentuk silinder atau prisma yang terbuka pada kedua ujungnya. Ukuran dan bentuknya sesuai dengan pondasi yang dikehendaki. Pinggiran ujung bawah tajam supaya mudah masuk ke dalam tanah. Caisson diturunkan ke dasar sungai, danau dan sebagainya dan masuk ke dalamnya karena tanah digali dan/ atau karena beratnya sendiri. Air di dalam caisson dikeluarkan, kemudian caisson diisi beton.

Caisson tertutup: pada umumnya digunakan dalam pekerjaan di dasar sungai dan sebagainya atau di tempat-tempat yang berpasir apung. Dalam caisson jenis ini, cukup jauh dari pinggirannya yang sebelah bawah ada sekat. Orang dapat berdiri dan bekerja di bawahnya. Tekanan udara di ruang itu cukup tinggi untuk mencegah air masuk dari bawah. Pekerja-pekerja turun ke dasar sungai melalui terowongan-terowongan itu. Di ujung sebelah atas terowongan-terowong-an itu ada pintu udara, yang memungkinkan orang keluar masuk ruang di dekat sekat itu tanpa mengubah tekanan udara di ruang itu. 

Sejalan dengan turunnya caisson, ruang antara terowongan-terowongan diisi beton dan akhirnya ruang di bawah sekat itu pun terisi beton. Buruh yang bekerja di caisson tertutup bekerja dalam ruang yang bertekanan tinggi. Sekatan keluar men-^ dapat perawatan khusus, supaya biasa lagi pada tekanan udara normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar